part 3
Hari- hari Mitha sekarang dibayangi wajah Dika yang selalu melintas di
dalam pikirannya. Dia merasa bahagia kalau di dekat Dika, walaupun Mitha selalu
berantem sama Dika. Mitha sering berpikir, mungkin benar apa yang pernah Mas
Dio omongkan. Awalnya jadi musuh tapi akhirnya jadian juga. Tapi Mitha selalu
berusaha menyembunyikan perasaannya di depan Dika dan Chindy. Kalau sama Dio,
Mitha ga bisa bohong. Dia udah cerita semua sama Dio, dan Dio ketawa ketika
dengar itu semua.
“katanya ga suka, sekarang kok minta pendapat. Tadi lo makan apaan sih?”
ledek Dio
“gue serius nih,” jawab Mitha
‘gue dua rius,” balas Dio sambil tersenyum
“mas Dio…..,” panggil Mitha sambil mencubit tangan Dio
“apa?” jawab Dio masih bercanda
Mitha langsung memalingkan wajahnya sambil cemberut. Ini jurus ampuh
yang sering Mitha gunakan kalau permintaanya tidak dituruti Dio.
“iihh jelek tau cemberut gitu,” kata Dio sambil memegang dagu adeknya
“makanya sekarang bilang dong,” pinta Mitha
‘ya adekku sayang. Dengerin ya,” kata Dio
Dengan serius Mitha mendengarkan semua yang Dio ceritakan. Setelah mendengar
cerita Dio, Mitha merasa dirinya udah salah menilai Dika selama ini.
“mas kok ga bilang dari dulu sih,” kata Mitha
“gue ga boleh bilamg apa-apa sama Dika, dia ga mau lo jadi berubah
setelah mendengar semua tentang dia. Dika mau lo kaya gini aja, tiap ketemu dia
jadi berantem,” kata Dio menjelaskan
“emang ga ad cara lain buat ngebahagiain adiknya selain dengan balapan,”
tanya Mitha
“Dika sebenernya suka sama lo, dia sayang banget sama lo. Tapi dia ga
bisa ninggalin balapan. Semua itu udah jadi hidupnya. Dia ga mau kehilangan lo
tapi dia juga ga mungkin ninggalin hidupnya,” kata Dio panjang lebar
‘sebenernya balapan itu asyik juga. Semenjak gue kenal Dika, gue jadi
suka balapan. Walaupun gue ga bisa,” aku Mitha malu
“terus sekarang lo mau ngapain?” tanya Dio
“gue harus ketemu dan ngomong sama Dika. Gue mau minta maaf,” jawab
Mitha
“ya udah besok gue anterin lo ke tempat biasa dia balapan,” kata Dio
Mitha langsung tersenyum dan mencium pipi kakaknya. Dia merasa bahagia
akan segera bertemu dengan sang pujaan hatinya.
Esoknya, Mitha, Dio dan Chindy pergi ke tempat Dika balapan. Sekarang Chindy
udah tahu semuanya. Tentang perasaan Mitha pada Dika. Sesampai di tempat
balapan, acaranya udah dimulai. Mitha langsung mencari-cari Dika. Setelah menemukannya
dia langsung teriak menyemangati Dika.
“Chin, gue pengen pipis. Anterin yuuk,” ajak Mitha pada Chindy
“aahhh lo ganggu aj deh,” kata Chindy
Setelah ngomong sama Dio, Mitha dan Chindy mencari toilet. Ga jauh dari
lintasan balapan ada toilet dan warung kecil. Sekalian Mitha dan Chindy beli
minuman. Sekembalinya dari toilet Mitha melihat ada kerumunan orang. Karena penasaran
Mitha mengajak Chindy mendekat.
“Tha ada apa sih?” tanya Chindy
“ga tau,” jawab Mitha sambil mengangkat bahu
Setelah bisa menerobos kerumunan orang, Mitha melihat Dio lagi berusaha
mengangkat tubuh seseorang. Dan orang itu adalah Dika. Kepalanya berdarah serta
tangan dan kakinya. Melihat itu semua badan Mitha jadi lemas. Minuman yang tadi
dia pegang jatuh dan tumpah. Kakinya seperti udah ga kuat menopang tubuhnya,
Mitha terjatuh. Tapi dengan cepat Chindy menangkap tubuh Mitha. Dio membawa
Dika ke Rumah Sakit terdekat.
“Tha tenang ya, Dika anak yang kuat. Dia ga mungkin ninggalin kita,”
hibur Dio sambil mengelus rambut Mitha
“Mas kenapa semua ini terjadi sama Dika. Kenapa di saat aku mengerti
semuanya, Dika malah kaya gini,” kata Mitha sambil menagis di bahu Dio
“sekarang berdoa aja biar ga terjadi apa-apa sama Dika,” pinta Dio
Ga lama dokter yang menangani Dika keluar dengan wajah yang sulit
ditebak.
“Dok, gimana keadaan teman saya,” tanya Dio pada Dokter
“maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi Tuhan berkehendak
lain,” kata Dokter lalu meninggalkan Dio, Mitha dan Chindy
Setelah mendengar itu, Mitha langsung masuk ke kamar dimana Dika
berbaring.
“Ka, lo ga boleh ninggalin gue. Gue sayang banget sama lo. Gue ga mau lo
pergi,” kata Mitha sambil menangis sesenggukan
“Tha, ini semua udah takdir,” kata Chindy
“Ka, bangun.. lo udah buat gue jadi suka balapan. Lo ga boleh pergi
sebelum lo bilang kalau lo juga sayang sama gue,” kata Mitha lagi sambil mengguncang
badan Dika.
“Dika…bangun..bangun…Dika…,” teriak Mitha dan seketika itu Mitha jatuh
pingsan.
“apa kau melihat, dan
mendengar tangis kehilangan dariku
baru saja
ku ingin kau tahu perasaanku padamu” (BCL)
Di pemakaman Dika, Mitha terus menangis dan ga mau pulang. Dio dan
Chindy berusaha membujuknya untuk pulang.
“Tha, udah jangan nangis terus. Dika pasti ga suka lihat lo kaya gini,”
kata Dio
“iya Tha, mas Dio bener. Lo harus bisa ngejalanin semua ini demi Dika. Lo
tahu kan, Dika juga ngelakuin semua kehidupannya jadi pembalap demi adiknya. Jadi
lo harus bisa,” tambah Chindy
“gue berpikir, kenapa ga dari dulu gue ngomong sama Dika, kalau gue
sayang banget sama dia,” kata Mitha
“ini semua udah ada yang ngatur. Di atas sana Dika pasti tahu perasaan
lo sama dia,” kata Dio sambil mengusap air mata Mitha
“sekarang kita pulang, dan berdoa biar Dika di sana tenang,” usul Chindy
Akhirnya Mitha mau diajak pulang. Mitha telah kehilangan sang pujaan
hatinya sebelum dia mendapatkannya.
“mungkin Tuhan tak
izinkan sekarang kau dan aku bahagia” (BCL)
=SELESAI=
Saat Kau Pergi (Part 3)
Reviewed by Anonymous
on
Saturday, February 02, 2013
Rating: