SELAMANYA KU CARI

Sesaat rasanya ingin berhenti untuk berlari. Dan bersembunyi menghilang dari pandangan. Menutup mata menyembunyikan kesedihan.

"Din, makan dulu. Kamu belum makan dari tadi,"suara mamah memanggil.

Rasanya tak lagi bisa merasakan lapar, haus atau apapun. Mungkin terlalu berlebihan, tapi terkadang ada saat rasa itu tiba.

"Dinda..."panggil mamah lagi.
"Iya mah bentar Dinda keluar,"jawab Dinda

Rasa makananpun hambar, tak berasa di lidah. Ga pernah sekalipun merasakan yang seperti ini. Tapi sekarang merasakannya.

"Din, kenapa sih ngurung diri di kamar?"tanya mamah
"Ga papa mah, Dinda lagi banyak tugas"jawabku sembunyikan rasaku
"Mah Dinda ke kamar lagi ya,lanjut ngerjain tugas,"kataku setelah habiskan setengah makananku

Di kamarpun aku ga ngapa ngapain. Cuma bolak balik buka buku tapi ga dibaca satupun. Pikiran entah berada dimana.

 New message
 Gilang ~ Din lagi ngapain?

Lama memandang layar hp melihat pesan baru masuk. Pesan dari Gilang, orang yang telah membuat suasana hatiku seperti ini. Aku banting hpku dan kuabaikan pesannya.

New message
Gilang ~ maafin aku Din

Air mataku menetes membaca pesan dari orang yang udah begitu tega menyakiti perasaanku. Ingin ku abaikan tapi tak bisa. Biar selesai semuanya sekalian.

Aku ~ udah ga usah minta maaf. Toh aku juga ga bisa maafin kamu gitu aja. Dan ga usah hub aku lagi. Anggap aja kita ga saling kenal!!

Air mataku keluar semakin deras. Aku ga bisa menahannya lagi.
Hubunganku dan Gilang sudah masuk ke fase serius. Tapi Tuhan masih baik sama aku. Karena aku bisa melihat hal yang memang harus aku lihat. Gilang mencoba menghianati hubungan ini. Dia jalan dengan cewe lain. Dan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Udah lama teman temanku cerita soal itu tapi aku ga percaya. Dan akhirnya aku melihatnya sendiri.

Walaupun rasanya ingin menghilang dari semua ini, tapi aku harus bisa terima semua ini. Hidup masih berlanjut meskipun berbeda.

"Hai Din," sapa Intan teman kuliahku sekaligus sahabatku.
"semangat Dinda..cowo ga dia doang.masih banyak yg lebih baik"kata Intan lagi.
"Iya Tan, aku coba"jawabku lemas.
"Jangan gitu dong Din. Sedih tauu. Mana Dinda yang dulu"kata Intan
Sambil senyum terpaksa aku jawab "Dinda masih tetap seperti dulu :)"

Kuliahpun ga bisa konsentrasi karena semalam cuma bisa nangis dan ga tidur. Kepala terasa berat dan mau pecah. Karena ga kuat lagi aku pulang diantar Intan.

"Dinda.."panggil seseorang. Dan ternyata Gilang

Aku terus jalan tanpa menghiraukan dia yang terus manggil aku sambil berlari.

"Din tolong dengerin penjelasanku dulu,"kata dia sambil memegang tanganku.
"Lepasin tanganku,"kataku tanpa menghiraukan ucapannya.
"Din,aku tau aku salah. Aku ga bermaksud buat hianati kamu,"kata dia lagi.
"CUKUP.."bentakku sambil melepaskan tanganku dari genggamannya.
Semua orang menoleh padaku karena suaraku tadi.
"Ga usah muncul lagi dihadapanku,"kataku tegas. "Ayo Tan kita pulang,"ajakku.

Baru beberapa langkah semua terasa gelap dan aku udah ga ingat apa apa.

"Aku dimana?"tanyaku bingung sambil memegang kepalaku.
"Kamu dirumah Din,"jawab Intan yang ada disebelahku.
"Emang aku kenapa Tan?"tanyaku bingung.
"Kamu pingsan di kampus tadi. Untung ada Doni nih jadi aku bisa bawa kamu pulang kerumah,"jawab Intan.
"Eh Doni makasih ya,"kataku dengan suara lemas.
"Iya Din ga papa,"jawab Doni.
Doni adalah salah satu teman kuliahku. Sebenarnya kita ga terlalu dekat. Hanya sebatas teman kuliah aja. Ini juga pertama kalinya dia datang kerumahku.

Mamah sempat khawatir karena dia sedang sibuk dengan kerjaannya. Mamah seorang orang tua tunggal semenjak papah meninggal. Dia yang selalu bekerja keras untuk menghidupi kita dan membiayai kuliahku.

Drrt..ddrrtt..
HPku bergetar. Dari mamah
"Din kamu ga papa kan?maafin mamah, mamah belum bisa pulang,"kata mamah diseberang telepon dengan nada cemas.
"Dinda ga papa mah,kecapean aja. Ini ada Intan kok,"kataku menenangkan mamah.
"Ya udah, kalau ada apa apa Intan suruh langsung kabarin mamah ya. Kalau mamah udah selese mamah langsung pulang,"kata mamah lagi.
"Iya mah. Mamah ati ati ya,"jawabku lalu telepon aku tutup.

Setelah kejadian itu mamah jadi lebih cerewet dari biasanya. Dan ga tau kenapa aku jadi deket sama Doni. Tapi Gilang masih aja tetep gangguin hidup aku.

"Tan, Doni orangnya baik juga ya,"kataku sambil senyum.
"Ciee..naksir Doni ya..hahaha..,"ledek Intan.
"Hush ngawur..aku lagi ga mau mikir cowo dulu lah,"jawabku.

Semacam masih trauma dengan seorang cowo. Aku ga mau terlalu mikirin cowo. Walaupun semakin hari aku semakin dekat dengan Doni. Dan Doni juga kelihatan cowo baik baik.

"Din,besok ada waktu ga?kita jalan yuk,"ajak Doni.
"Kalau pagi aku ga bisa. Aku mau ikut mamah ke kantornya. Paling sore,"jawabku.
"Ya udah Din, besok sore aku jemput kamu di kantor mamah kamu. Kirim aja alamatnya ke aku ya,"kata Doni sambil senyum.

Ga tau dan ga kepikiran apa apa tentang besok. Cuma jalan jalan aja mungkin. Atau ada sesuatu yang mau Doni katakan.

Esok sorenya.

"Mah, Dinda pergi dulu ya sama Doni,"pamitku pada mamah.
"Iya ati ati ya. Doni tolong jaga anak tante ya,"kata mamah padaku dan Doni.
"Mamah apaan sih,"kataku malu
"Iya tante saya akan jaga Dinda. Pergi dulu tante,"kata Doni pamit.

Selama perjalanan aku ga banyak ngomong. Doni juga konsentrasi menyetir. Aku ga tau kita mau kemana. Tapi sepertinya aku ga asing dengan jalan ini.

"Kita mau kemana Don?"tanyaku pada Doni.
"Nanti liat aja sendiri,"jawab Doni sambil tersenyum.

Ga lama kita sampai ke tempat yang dituju. Dan benar aja tempat ini ga asing buat aku. Karena di tempat ini aku bertemu dengan Gilang.

"Don, kita pergi aja yuk. Jangan di sini, cari tempat lain aja,"pintaku. Karena aku ga mau ingat apapun tentang Gilang.
"Ayo,"kata Doni sambil memegang tanganku.

Tanpa tau alasan Doni kenapa mengajakku ke tempat ini, aku mengikuti Doni. Sesaat setelah duduk di tempat yang sudah dipesan Doni minta ijin mau ke toilet. Dan ga lama kemudian Gilang datang dan menghampiri aku. Aku yang kaget ga bisa apa apa.

"Din, masih inget kan tempat ini?"tanya Gilang padaku.
"Mau apalagi kamu. Aku udah ga mau liat kamu,"kataku sambil beranjak dari kursiku.

Sebelum aku sempat melangkah, Gilang menangkap tubuhku dan memelukku dengan erat.

"Lepasin aku,"kataku dengan suara tinggi.
"Aku ga akan lepasin kamu. Karena kamu bagian dari hidupku. Aku tau aku salah. Aku ga bisa tanpa kamu. Aku janji ga akan pernah lagi nyakitin kamu. Tolong beri aku satu kesempatan lagi,"kata Gilang sambil terus memelukku.

Ga terasa air mataku menetes. Aku tau perasaanku masih sakit. Tapi aku juga ga bisa bohong karena masih ada rasaku untuk Gilang.

"Lepasin aku. Malu diliat banyak orang,"kataku dengan suara lirih.
Gilang mau melepaskan dan langsung memegang tanganku.
"Din, kamu tau aku kan. Selama ini cuma kamu yang ngertiin aku. Aku udah salah banget sama kamu. Tapi aku ga bisa tanpa kamu,"kata Gilang meyakinkan.

Aku yang masih bingung cuma bisa diam. Dan sesekali mencari Doni karena udah lama belum balik dari toilet.

"Din, aku akan terus memohon sama kamu. Aku ga akan berhenti sampe kamu mau balikan sama aku,"kata Gilang.
"Udahlah Gil, aku ke sini sama Doni. Dan tolong jangan rusak suasananya,"pintaku.
"Kamu suka ya sama Doni? Secepat itukah kamu melupakan semuanya?,"tanya Gilang.
"Doni cuma temen. Dan kita ke sini cuma jalan jalan. Kalaupun aku suka Doni, kamu ga ada hak buat ikut campur. Sekarang tolong pergi,"pintaku tegas.
"Aku akan pergi karena aku ada janji sama papah. Yang pasti aku ga akan lepasin kamu,"kata Gilang lalu pergi ninggalin aku sendiri.

"Maaf lama Din,"Doni datang dan mengagetkan aku.
"Kok lama Don?"tanyaku.
"Iya sorry tadi aku balik ke mobil karena ada yang ketinggalan,"jawab Doni.

Setelah memesan makan malam. Aku lebih banyak diam dan Doni menyadari itu.

"Kenapa Din, kamu sakit?"tanya Doni.
"Engga Don. Aku kepikiran soal tadi,"jawab Dinda.
"Emang tadi kenapa. Ada yang ganggu kamu waktu aku ga ada ya,"tanya Doni lagi.
"Gilang datang Don dan minta maaf. Tempat ini pertama kalinya kita ketemu,"jawab Dinda.
"Ya ampun, maaf Din aku ga tau,"kataku berbohong. Ya aku bohong dengan diriku sendiri. Aku melihat Gilang datang dan menghampiri Dinda. Aku juga melihat Gilang memeluk Dinda.

Dan aku juga tau ini tempat pertama kali mereka bertemu. Aku hampir tau semuanya karena 3 tahun lalu aku pertama kali melihat Dinda. Di tempat ini dan di kursi ini. Aku melihat Dinda dan langsung jatuh hati padanya. Mungkin aku bukan jodohnya karena ga lama dia bertemu dengan Gilang dan jadian. Ini salahku sendiri karena ga berani mengungkapkan isi hatiku. Tapi kali ini aku akan ungkapkan semua perasaanku pada Dinda.

"Din, aku mau ngomong sesuatu,"kata Doni membuyarkan lamunan Dinda
"Ngomong aja Don,"kata Dinda
"Inget ga dulu kamu pernah kesini sama temen2mu sebelum kamu ketemu sama Gilang,"tanya Doni
Sambil berpikir seperti mengingat ingat Dinda meminum minumannya.
"Iya aku inget,"jawab Dinda mengingat hari itu.
"Inget ga lagu apa yang dulu dinyanyiin sama penyanyi yang disana,"kata Doni sambil nunjuk panggung penyanyi.
Hari itu udah lama banget jadi Dinda ga begitu mengingatnya. Dia berpikir keras tapi tetap tak mengingatnya.
"Aku lupa Don, itu udah lama banget kali,"kata Dinda.

When I see you smile
I can face the world, oh oh, 
you know I can do anything
When I see you smile
I see a ray of light, oh oh, 
I see it shining right through the rain
When I see you smile
Oh yeah, baby when I see you smile at me

Terdengar sayup sayup lagu yang mengingatkan Dinda pada hari itu.

"Itu dia lagunya Don,"kata Dinda histeris. Dan tanpa disadarinya Doni sudah tak ada dibangkunya. Dan ternyata itu suara Doni yang sedang menyanyi.

"Dinda,,ini lagu yang dulu aku nyanyiin buat kamu. Dan sekarang aku nyanyiin lagi karena aku sedih liat senyum kamu menghilang,"kata Doni lewat pengeras suara.

Dinda kaget dan bingung mau bicara apa. Dia ga nyangka akan ada hal seperti ini.

"Dinda, 3tahun yang lalu, ditempat ini, dikursi itu aku melihat sosok bidadari yang udah membuat aku jatuh hati. Tapi karena aku ga bisa ungkapin perasaanku, kamu jadi milik orang lain. Jauh sebelum Gilang menyayangimu, aku udah sangat sangat mencintaimu. Maafin aku Din,"kata Doni lagi.

Dinda hanya terdiam di kursinya. Dan tak sadar air mata telah membasahi pipinya. Dia berlari keluar dan berhenti di parkiran. Doni langsung mengejarnya.

"Din maafin aku udah ngomong kaya gitu,"kata Doni sambil memegang tangan Dinda.
"Maafin aku Don,"kata Dinda sambil melepas tangannya dari tangan Doni dan lari menuju taksi.
"Dinda.."panggil Doni sambil mengejar Dinda. Tapi taksi Dinda melaju dengan cepat.

Di dalam taksi Dinda melamun dan ga terasa meneteskan air mata. Dia mengingat lagi peristiwa 3tahun lalu ditempat itu. Dia terpana mendengar suara seseorang yang menyanyikan sebuah lagu. Dan setelah diruntut ternyata penyanyi itu adalah Doni. Selama ini aku udah salah mencintai seseorang. Gilang yang aku pikir adalah penyanyi itu ternyata bukan. Ternyata penyanyi itu adalah Doni. Aku tak tahu harus berbuat apa. Air mataku semakin deras mengalir.

Dua tahun berlalu semenjak kejadian hari itu Dinda memutuskan untuk pergi dan pindah ke luar kota ke tempat pamannya. Mamah Dinda yang mengerti keadaan Dinda mengijinkannya untuk pindah walaupun harus berjauhan. Setelah dua tahun Dinda kembali ke rumah.

"Mah, Dinda pulang,"kata Dinda sambil masuk ke dalam rumah.
"Akhirnya kembali juga anak mamah,"kata mamah sambil memeluk Dinda.
"Masih sama semenjak Dinda pergi dari sini,"kata Dinda sambil melihat sekeliling rumah.
"Udah sana masuk kamar dan istirahat dulu,"suruh mamah sambil membawakan koper Dinda

Selama ini walaupun Dinda menjauh dan ga berhubungan dengan siapapun kecuali mamahnya dan Intan sahabatnya tapi Dinda selalu memikirkan Doni. Seseorang yang telah membuatnya jatuh cinta lewat suaranya. Tapi selama ini dia telah salah paham. Dinda tak bisa berbuat apa apa.

"Mah, ini apaan?"tanya Dinda melihat banyak sekali boneka dan hadiah di kamarnya.
"Itu setiap hari minggu ada paket buat kamu Din,"jawab mamah.
"Kamar Dinda jadi penuh mah..haduhh.."keluh Dinda.

Dinda membuka salah satu kartu ucapan yang terdekat dengannya berdiri.

  ~Ketika rasa yang datang tak bisa membuat kamu menjadi milikku, mungkin aku hanya bisa memiliki rasa ini..~

Dinda langsung menutup mulutnya kaget dan air matanya mengalir ke pipinya.

"Din, kamu kenapa?"tanya mamah bingung melihat Dinda menangis.
"Mah, Dinda mau pergi dulu ya,"jawab Dinda sambil lari keluar rumah.
"Din, tunggu. Kamu kan baru pulang,"teriak mamah pada Dinda yang sudah naik taksi.

Dinda sampai di rumah Intan.
"Dinda..."sapa Intan histeris.
"Tan minta alamat Doni,"kata Dinda tanpa menghiraukan Intan.
"Kenapa tiba tiba Din,"tanya Intan.
"Mana alamatnya Doni. Cepet Tan.. Please,"kata Dinda dengan wajah penuh air mata.

Intan yang masih bingung langsung mencatat alamat Doni dengan kertas seadanya. Setelah mendapatkan alamat Doni, Dinda langsung pergi ke alamat itu. Intan masih terdiam dalam kebingungan.

Sepanjang perjalanan Dinda terus menangis dan melihat keluar jendela. Sesekali dia menyuruh pak supir biar lebih cepat membawa taksinya. Setelah setengah jam berlalu akhirnya Dinda sampai di alamat yang Intan kasih.

"Permisi.."teriak Dinda di pintu gerbang rumah Doni.
Dinda terus memencet bel pintu gerbang. Dan ga lama ada yang keluar.

"Cari siapa ya neng?"tanya orang di depan Dinda.
"Ini betul rumahnya Doni Permana?"tanya Dinda.
"Iya betul. Neng siapa ya?"tanya orang itu lagi.
"Saya Dinda bu, temennya Doni,"jawab Dinda.
"Ooh neng Dinda toh, silahkan masuk neng,"kata orang itu dan ternyata pembantu rumah Doni, sambil membukakan pintu gerbang.

Dinda mengikuti pembantu itu dan dipersilahkan duduk di ruang tamu.

"Tunggu sebentar ya neng,"kata Bibi sambil tersenyum.

Dinda merasa aneh, sepertinya bibi sudah tahu siapa Dinda dan bibi begitu sopan padanya. Tak lama datang mamah Doni.

"Maaf tante udah ganggu istirahat tante,"kata Dinda pada mamah Doni.
"Ga papa Dinda, tante senang kamu bisa main ke rumah,"kata mamah Doni.
"Doninya ada tante?"tanya Dinda lagi.
"Doni udah pergi minggu lalu ke luar negeri Din. Dia dapat tawaran pekerjaan di sana,"kata mamah Doni.

Dinda langsung terdiam dan air matanya tak bisa ditahan untuk keluar.

"Maaf tante Dinda jadi kaya gini,"kata Dinda sambil mengusap air matanya.
"Jangan nangis sayang. Nih ada titipan dari Doni buat kamu,"kata mamah Doni mencoba menenangkan Dinda.

Dinda merasa semua orang di rumah itu sudah mengenalnya dengan baik. Mungkin selama ini Doni selalu menceritakan tentang dirinya ke mamahnya. Dinda menerima bingkisan dan ada sebuah surat. Setelah menerimanya Dinda pamit untuk pulang dan ga mau berlama lama karena suasana hatinya benar benar sudah tak bisa ditahan lagi.

"Makasih tante, Dinda pamit pulang dulu,"pamit Dinda pada mamah Doni.
"Jangan kapok kapok ya Din main kesini lagi,"kata mamah Doni sambil memeluk dan mencium Dinda.

Sesampainya di rumah Dinda langsung memeluk mamahnya dan menangis sejadinya. Mamah Dinda hanya diam sambil menenangkan anaknya tanpa bertanya sepatah katapun.

"Mah, Dinda udah salah paham. Dinda udah kehilangan orang yang sangat Dinda cintai mah,"kata Dinda sambil sesenggukan.
"Emang siapa orang itu Din,"tanya mamah.
"Doni mah, Doni yang selama ini Dinda cintai. Bukan Gilang mah. Dinda udah salah mencintai Gilang,"jawab Dinda.
"Terus kenapa kamu kehilangan dia kalau kamu udah tau yang sebenarnya,"tanya mamah lagi.
"Doni udah ga disini lagi mah. Dia di luar negeri mah, jauh di sana,"jawab Dinda masih sesenggukan.
"Kalau emang Doni itu jodoh kamu, pasti nanti ketemu lagi Din. Sabar ya sayang,"kata mamah menenangkan hati Dinda.

Mungkin mamah benar, tapi Dinda tak begitu yakin karena Dinda udah sia siain cinta Doni selama ini. Tapi Dinda masih berharap bisa bertemu dengan Doni dan bisa mengungkapkan perasaannya pada Doni.

Sore itu, Dinda ke tempat dimana dia pertama kali jatuh cinta dengan Doni lewat suaranya. Dia duduk di tempat itu, dan dia memandang panggung penyanyi itu dengan pandangan kosong.

When I see you smile
I can face the world
you know I can do anything
When I see you smile

Dinda langsung terperanjat mendengar lagu itu. Dia langsung mencari sumber lagu itu. Dia berpikir Doni ada disitu dan menyanyikan lagu itu. Setelah mencari kemana mana Dinda tetap tak menemukan Doni.

Dinda keluar dengan langkah berat. Dia benar benar ingin bertemu dengan Doni. Sampai sampai dia selalu mendengar suara Doni yang menyanyikan lagu itu untuk dirinya.

"When I see you smile, I can face the world"

Dinda mendengar sayup sayup suara itu lagi. Dia menoleh ke belakang ke arah sumber suara. Dia melihat sosok pria seperti Doni tapi lebih dewasa dan berwibawa. Tanpa sadar dia melangkah maju mendekat ke arah pria itu. Dan dia langsung memeluk erat pria itu. Dan benar dia adalah Doni. Doni yang selama ini dia cintai. Doni yang selama ini dia cari. Doni yang punya suara yang membuatnya jatuh cinta.

" You know I can do anything, When I see you smile,"bisik Doni ditelinga Dinda.
"Apa kabar Dinda?"tanya Doni.

Dinda masih belum bisa mengeluarkan suaranya. Dia menangis dipelukan Doni.

"Kalau kamu mau bilang aku jahat, kamu mungkin lebih jahat. Kalau kamu bilang merindukan aku, aku lebih merindukanmu. Kalau kamu mau bilang kamu mencintaiku, aku lebih mencintaimu,"kata Doni lagi.

Dinda semakin tak bisa berbicara. Dia semakin erat memeluk Doni sambil menangis sesenggukan.

"Kamu nyariin aku?"tanya Doni pada Dinda.
Dinda hanya mengangguk dalam pelukan Doni.
"Kenapa?setelah sekian lama,"tanya Doni lagi.
Dinda melepaskan pelukannya. "Karena aku sadar, aku udah jatuh cinta sama kamu sejak hari itu. Sejak mendengar suara itu,"kata Dinda sambil sesenggukan.
"Walaupun aku pergi jauh, walaupun kamu menjauh, walaupun selamanya aku mencari, aku sadar perasaan ini hanya untuk kamu,"kata Dinda lagi.
Doni memeluk Dinda lagi dan berbisik.
"Maukah kau menikah denganku?"tanya Doni.
Dinda langsung kaget dan hanya bisa mengangguk dalam pelukan Doni.
Semakin erat Doni memeluk Dinda karena anggukan Dinda. Betapa Doni mencintai Dinda. Dan bersabar dengan perasaanya yang selama ini masih belum terbalaskan. Setelah sekian lama akhirnya mereka dipersatukan.

  ~Walaupun aku pergi jauh, walaupun kamu menjauh, walaupun selamanya aku mencari, aku sadar perasaan ini hanya untuk kamu~

~The End~

By : Viani

SELAMANYA KU CARI SELAMANYA KU CARI Reviewed by Anonymous on Thursday, December 24, 2015 Rating: 5

2 comments:

  1. Hello! Do you know if they make any plugins to help with SEO?
    I'm trying to get my blog to rank for some targeted keywords
    but I'm not seeing very good gains. If you know of any please share.
    Many thanks!

    ReplyDelete
  2. Online casino review by the King casino? | The German
    The king bet365 casino has a wide 더킹카지노 도메인 range of games, from slots, blackjack and roulette 1xbet app to video 메리트 카지노 조작 poker. You can play slots and table 더킹카지노 games on mobile

    ReplyDelete

Powered by Blogger.