Kenangan Terindah


Perayaan tahun baru kali ini tak seperti tahun-tahun sebelumnya. Ga ada kembang api, terompet, makanan, teman-teman, ayah dan ibu serta Dimas. Dimas? Ya nama itu selalu membayangiku. Dulu setiap perayaan tahun baru, Dimas selalu mengajakku untuk melihat kembang api tepat pukul 12 malam. Dan menyongsong tahun baru sambil meniup terompet. Tapi sekarang aku jauh dari rumah, dari ayah dan ibu, dari teman-temanku serta Dimas. Aku selalu tersenyum bila mengingat teman-temanku. Ada Lia, Rere, dan Sinta. Mereka semua teman baikku. Sering kali aku dibuat kesal oleh Lia. Dia itu orangnya lemot banget jadi kalau diajak ngobrol sering ga nyambung. Tapi walaupun Lia lemot, dia baik banget sama temen-temennya. Kalau Rere anaknya cantik dan imut, kelakuannya juga kaya anak kecil. Manja banget. Tapi kalau lagi serius biasanya perasaan dewasanya keluar. Malahan bisa dibilang sok tua. Beda lagi Sinta, dia itu udah seperti kaka’ bagi aku, Lia, dan juga Rere. Dia tempat kita curhat, minta pendapat dan menyelesaikan masalah yang aku atau Lia dan Rere hadapi. Kalau ingat mereka ingin rasanya aku lari dari sini dan pulang ke rumah. Tapi semua itu ga mungkin, karena aku harus menyelesaikan sekolahku di sini. Sering aku menyesal kenapa dulu aku mau dipindahkan ke Surabaya tinggal sama tante dan omku. Tapi aku sadar semua ini untuk aku sendiri untuk masa depanku. Walaupun aku jauh dari rumah dan teman-temanku, tapi ayah dan ibu sering mengunjungiku kalau ada waktu. Lia, Rere dan Sinta juga sering kirim surat buat aku atau sengaja nelpon buat ngasih tahu kabar dan apa yang terjadi di jakarta. Seperti waktu itu. ”Hai Vani, kita kangen banget sama kamu.” kata Lia, Rere dan Sinta waktu telbon ke Surabaya. Mereka ngomong sambil teriak hingga telingaku bising.

”Hai semua, gimana kabar Jakarta?” tanyaku.
”Baik, aman, terkendali,” jawab Sinta sambil senyum aku yang mendengar juga ikut senyum. ”Eh, Dimas apa kabar?”tanya Vani sedikit ragu.
”Aku baik-baik saja,” jawab di seberang telpon yang ternyata adalah Dimas.
Vani merasa mukanya memanas karena malu.
”Hai Dimas, aku kira kamu ga ada disitu,”kata Vani untuk menutupi rasa malunya.
” Aku selalu ada buat kamu,’ jawab Dimas.
Cie...ehem...ehem. Bikin iri aja,”kata Rere sambil menyikut lengan Dimas.
”Eh udah dulu ya Van, kita ada acara disekolah. BT banget tahu, kalau ada kamu pasti rame,”kata Lia.
Rere sama Sinta langsung ngejitak kepala Lia. Sampai Lia teriak mengaduh.
” Van kamu jaga kesehatan ya. Kamu jangan sampe sakit, soalnya aku khan ga ada di sana. Nanti siapa yang nemenin kamu,” kata Dimas dengan PDnya.
”Ye... PD banget lo,” teriak Lia, Rere dan Sinta bareng.
Vani tersenyum mendengarnya.
”Makasih ya, kalian masih ingat sama aku,” kata Vani.
”Ya iyalah. Kita ga bakalan lupa sama kamu. Kapan-kapan kita telpon lagi. Daaagh Vani,” kata Sinta.
”Kita sayang kamu,” tambah Rere.
”Aku juga sayang kalian,” kata Vani.
Lalu telpon ditutup.  Dan Vani kesepian lagi. Mereka juga sering mengirim surat buat Vani. Dimas juga sering telpon tanpa Lia, Rere dan Sinta aliazz telpon sendiri dan juga ngirim surat.
Semua kenangan itu hilang ketika Vani mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dan dia kembali ke dunianya sekarang.
”Vani sayang, ayo keluar makan malam udah siap,” kata suara di luar kamar yang tak lain adalah Tante Yani.
”Iya tante sebentar lagi Vani turun,” jawab Vani dari dalam kamarnya.
Tante dan om punya anak satu, cowo. Namanya Aldi. Aldi udah seperti adik kandung bagi Vani. Kamar Vani bersebelahan dengan kamar Aldi di loteng.
Ga lama Vani turun menuju meja makan. Tante om dan aldi udah nungguin.
”Maaf tante, om, jadi nungguin Vani,” kata Vani sambil duduk.
’Udah sekarang kita makan,” ajak tante.
Lalu vani menikmati makannya. Tante yani dan om Rizal emang sayang banget sama vani. Dia udah dianggap seperti anak kandung sendiri. Tante dan om tidak pernah membedakan antara Vani dan Aldi. Mereka berdua diperlakukan sama.
Setelah selesai makan dan beres-beres, Vani minta ijin untuk kembali ke kamarnya.
”Van, keluar yuk! Besok khan libur, masa’ ngerayain tahun baru di rumah, ga asyik tau,” usul Aldi ketika sampai di kamar Vani.
”Males ah. Kamu pergi sendiri aja, aku di rumah lebih enak,” kata Vani sambil memandang jauh ke depan, melamun. Seandainya aku di rumah aku pasti diajak pergi sama Dimas, Lia, Rere dan Sinta. Lamunannya seketika hilang  sewktu Aldi menarik paksa tangan Vani.
”Aduh, sakit tau,”kata Vani mengaduh sambil berusaha melepaskan tangannya.
”Ayo Van, khan ga asyik kalo ga ada kamu,” pinta Aldi.
”Lepasin dulu donk,”pinta Vani.
Lalu Aldi melepaskan tangan Vani. Dan dari matanya Vani mengetahui kalau Aldi berharap banget kalo dirinya ikut.
”Ya udah, aku ganti baju dulu,” kata Vani.
”Yesss..Aku tunggu di luar ya,”kata Aldi bersemangat.
Melihat Aldi yang begitu semangatnya, Vani jadi geleng- geleng kepala. Ga lama Vani udah turun menemui Aldi. Vani memakai celana jeans panjang dan jaket biru serta syal putih. Rambutnya yang panjang sebahu diikat ekor kuda.
”Udah bilang belum sama Tante dan Oom?” tanya Vani.
”Udah donk..Yuk berngkat, ntar kemaleman,” jawab Aldi.
”Tante, Oom, kita pergi dulu ya,”pamit Vani ketika menemui  Tante dan Oomnya di ruang santai.
”Hati- hati ya..jangan sampe kalian pisah,”kata Tante
”Aldi, kamu harus jaga Vani ya,”pinta Oom pada Aldi
”Siipp Pah..Daagg Mama,”kata Aldi lalu keluar rumah diikuti Vani.
Aldi dan Vani pergi menggunakan motor sportnya Aldi. Kalo pake mobil pasti ga lancar jalannya. Soalnya setiap malam tahun baru atau hari perayaan lain,kota Surabaya jadi macet. Ga Cuma Jakarta doank yang bisa macet. Dan ternyata benar, malam itu jalan yang menuju taman kota di mana diadakan perayaan tahun baru bareng, macet total. Untung Aldi cukup gesit menerobos mobil- mobil yang berurutan kaya lagi ngantri beli BBM langka. Vani yang duduk di belakang, memegang erat pinggang Aldi karena takutnya. Dan ga lama mereka berdua sampai di tempat parkir sebelum masuk ke taman kota. Aldi menggandeng erat tangan Vani. Dan mengajaknya masuk ke taman kota yang udah penuh dengan orang. Aldi terlihat sedang sibuk mencari orang. Mencari orang di kerumunan begitu, seperti halnya mencari jarum di tumpukan jerami. Tapi karena udah jodoh, jadi ketemu juga sama orang yang dicari.

”Van, itu temen- temen aku. Ke sana yuk!” ajak Aldi sambil menarik tangan Vani.
”Tapi Di,aku ga kenal sama mereka,”kata Vani sambil terus diseret- seret.
”Iya nanti aku kenalin,” jawab Aldi terus berjalan menerobos kerumunan orang.
Ga lama Aldi dan Vani sampai di tempat teman- teman Aldi. Di sana lumayan longgar, jadi bisa bebas begerak.
”Hai friend’s...udah lama,”sapa Aldi pada Doni, Dion, Mita dan Ella teman- temannya.
”Hai Di,kirain ga dateng,” balas Doni sambil menepuk bahu Aldi.
”Oh ya..Kenalin cewe gue,”kata Aldi memperkenalkan Vani pada temen- temennya.
Vani langsung menyikut perut Aldi. Dan berkenalan dengan teman- teman Aldi.
”Cewe kamu Di? Shella mau dikemanain?” tanya Dion.
”Eh, bukan kok. Aku bukan cewenya,” jawab Vani sambil mencoba senyum.
”Cantik ga? Kalau Shella sich jauuh...”kata Aldi sambil merangkul Vani.
”Eh, kamu kenal di mana? Ntar kalo Shella tau, di gampar baru tau rasa loe,”kata Mita.
”Ha..ha..ha..kalian tuch percaya banget. Ni kakakaku tau, emang ga mirip ya?”jelas Aldi masih tertawa. Vani ikut tersenyum.
”Dasar loe, bisa aja,” kata Doni.
Mereka ngobrol dengan asyik sambil tertawa dan makan cemilan. Ternyata teman- teman Aldi menyukai Vani. Vani juga udah mulai bercanda dan tertawa. Dan akhirnya sampai pada detik- detik jam 12.00 malam. Aldi dan Vani serta yang lain mempersiapkan terompetnya. Dan....
Satu... dua.... tiga....
Preeettt.... preeeettt... bunyi terompet membahana kemana- mana. Dan kembang api mulai berluncuran.
Ciuuuu.... pretek- pretek.... ctarrrr....
Dan tahun baru yang berarti kehidupan baru telah tiba. Vani dan Aldi menyongsong tahun baru dengan gembira.
Drrrttt...ddrrrrttt... Tiba- tiba HP Vani bergetar ketika mereka lagi duduk santai menikmati malam setelah bersama- sama menyongsong tahun baru.
”Hallo,”sapa Vani.
”Hai Vani.. happy new year,” kata orang di seberang yang ga lain adalah Dimas.
”Dimas? Happy new year juga buat kamu,” kata Vani histeris sekaligus senang.
Aldi yang mendengar kata Dimas langsung tersenyum. Dia udah tau semua tentang Dimas, karena Vani sering curhat sama dia.
”Kamu lagi ngerayain tahun baru sama siapa?” tanya Dimas.
”Aku lagi sama Aldi dan teman- temannya. Kamu sendiri lagi ngumpul ma anak- anak ya?” jawab Vani.
”Ya sich..tapi tetep beda ga ada kamu,” kata Dimas.
”Ya udah, aku ga enak sama temen- temennya Aldi. Salam buat Lia, Rere, sama Sinta ya,” kata Vani.
”Ya dech..salam juga buat Aldi. Daaag Vani,” kat Dimas lalu menutup teleponnya.
Setelah menerima telepon dari Dimas, HP Vani bergetar lagi. Ada telepon dari Rere. Yang sekaligus ada Lia sama Sinta. Vani jadi lebih bahagia setelah mendapat telepon dari Dimas dan teman- temannya di Jakarta.
Aldi sama Vani pulang setelah subuh. Pukul 05.00 pagi. Mereka berdua cukup puas dan menikmati acara tadi malam. Aldi senang udah bisa buat Vani tersenyum. Sesampai di rumah Aldi langsung terkapar di atas kasur. Vani sendiri merasa ngantuk berat, tapi dia ga mau tidur. Karena hari udah pagi dan itu berarti Vani harus bantu Tante dan Oom beres- beres rumah.
Di hari pertama tahun baru ini Vani kelihatan lebih ceria. Dan untuk hari- hari berikutnya, Vani mencoba untuk tetap ceria seperti sekarang. Di tahun yang baru ini, Vani ingin melakukan semiuanya dengan lebih baik. Walaupun dia jauh dari rumah, dari Ayah dan Ibunya, temen- temen serta Dimas, dia tetap harus menjalankan semua dengan baik. Semua kenangan- kenangan yang sering melintas di pikiran Vani ketika berada di dekat Dimas dan teman- temannya, biarkan menjadi kenangan terindah bagi Vani. Dan kalau memang Tuhan mengijinkan, kenangan- kenangan itu pasti dapat terulang kembali. Kalau Vani sudah menyelesaikan sekolahnya di Surabaya.,dia bisa balik ke Jakarta dan bertemu dengan Ayah dan Ibunya, temen- temennya serta Dimas. Di saat itulah semua kenangan terindah Vani dapat dirasakannya lagi.
Jadikanlah semua kejadian di masa lalu yang tak bisa kita lupakan menjadi kenangan terindah di dalam diri kita.

                   Namun takkan mudah bagiku
                      Meninggalkan jejak hidupku
                      Yang tlah terukir abadi
                      Sebagai kenangan yang terindah
                                                          SamsonS










                          
Kenangan Terindah Kenangan Terindah Reviewed by Anonymous on Thursday, April 04, 2013 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.